Yang Melintas

Tuesday, February 13, 2007

Kiat Akrab Dengan Banjir

Banjir sudah surut. Jabodetabek mulai bersih-bersih dan beres-beres rumah kembali dari genangan air dan lumpur.

Ketika banjir datang atau ketika sudah reda, banyak korban banjir berpikiran untuk pindah rumah ke lokasi yang bebas banjir. Tetapi banyak juga yang tidak ingin pindah karena sudah terlanjur betah di rumah yang dihuni sekarang. Nah, termasuk yang tidak ingin pindah tadi adalah teman saya Gatut Widianoko dan keluarganya. Gatut--berdasarkan pengalaman pribadi-- mempunyai tips bagaimana hidup akrab dengan banjir, sebagai berikut: (sumber: posting Gatut di milist ITB'80)

Rumah yang floods friendly:
1. Semua colokan listrik terletak minimal 1,5 m dari lantai.
2. Perabot di lantai dasar rumah semua terbuat dari kayu (dipilih kayu jati yang murah, bukan kayu lapis). Setelah banjir, perabot-perabot kayu ini amat mudah dibersihkan dan tidak bau.
3. Ketinggian lantai dasar rumah dibuat setidaknya 50 cm di atas jalan; ada juga yang 80-100 cm dari jalan. Ini untuk memudahkan pembersihan ketika banjir sudah surut. Tinggal disemprot dengan air PAM.
4. Lantai dasar di bagian belakang dibuat lebih tinggi dari bagian depan sehingga saat banjir surut tinggal disemprot dengan air PAM dan rumah segera bersih kembali. Jangan ada "tanggul" di bagian depan rumah karena akan menyebabkan air menggenangi rumah dan amat susah pembersihannya.
5. Pilih cat tembok yang sedikit mengkilat dan menempel kuat di tembok. (Ada banyak merk kok, tinggal pilih saja). Dengan cat tipe begini, saat terjadi banjir, kotoran tidak bisa menempel di tembok. Jadi membersihkannya amat mudah.

Ketika banjir datang:
1. Cabut seluruh alat listrik ketika banjir mulai melanda, jangan ada alat listrik di lantai dan masih berhubungan dengan sumber listrik.
2. Kenali "perilaku air" saat terjadi hujan. Khusus di daerah rumah Gatut, jika arah air ke kiri, meski di jalan depan rumah air sudah naik setinggi lutut, air akan surut segera setelah hujan reda. Tetapi jika arah air ke kanan, maka ini pertanda akan terjadi banjir besar, dan segera "evakuasi" barang-barang penting, alat-alat dapur, baju-baju, diangkat ke lantai-2, sedangkan mobil segera diungsikan ke tempat tinggi.
3. Jangan lupa, siapkan "dapur sementara" saat mengungsi di lantai 2 (kalau ada).
4. Siapkan lampu teplok (dari minyak tanah), sebab di saat banjir listrik pasti dipadamkan. Atau sediakan lilin secukupnya (bisa seminggu lho).
5. Pindahkan alat-alat dapur ke atas (lantai 2?), ke "dapur temporer".
6. Siapkan batu battery untuk mendengarkan radio agar bisa memonitor keadaan di Bogor, Jakarta, dan sekitarnya.
7. Agar tidak stress, menyanyi-nyanyi bersama keluarga dengan iringan gitar akustik.

Bersih-bersih rumah:
1. Siapkan selang yang cukup panjang agar menjangkau tiap kamar saat dibutuhkan untuk menyemprot kotoran sesudah banjir.
2. Siapkan minimal 2 serok besar yang terbuat dari karet (banyak yang jual kok). Dengan serok karet ini, amat mudah membersihkan lantai dari lumpur banjir.
3. Siapkan beberapa Kanebo dan alat-alat pembersih perabot.
4. Begitu surut, segera semprot semua bagian rumah yang terkena banjir, baik di lantai, perabot, atau di tembok. Jangan tunda, keburu kotoran mengering dan menempel.

Mudah-mudahan bermanfaat bagi yang memerlukannya. Dan mudah-mudahan bencana banjir di mana pun di seluruh wilayah Indonesia dapat segera diatasi dan kerugian yang ditimbulkan dapat semakin dikurangi.

Labels: , , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home