tag:blogger.com,1999:blog-118162272024-02-07T11:07:14.921+07:00Yang MelintasApa saja yang melintas di kepalamu atau hatimu dan ingin kau tulis, tuliskanlah.. Meskipun hanya "urek-urek" sekadarnya.. Karena tulisan akan tinggal, sedangkan pikiran atau perasaan mungkin akan lenyap..Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.comBlogger32125tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-6997427489337900752015-02-12T22:43:00.000+07:002015-02-13T07:55:28.753+07:00Pekerjaan Rumah TanggaSudah 1,5 tahun ini PRT kami mengundurkan diri dan kami tidak mempekerjakan PRT baru. Beberapa tetangga juga tidak mempekerjakan PRT padahal ada anak balita atau batita, dan tampaknya mereka baik-baik saja. Bagaimana dengan kami yang terdiri dari 2 orang dewasa tanpa PRT? Ya.. harus bisa dong...<br />
<br />
Pekerjaan rumah tangga rutin memang cukup mudah. Menyiapkan sarapan, mencuci alat makan/minum & alat masak, nyapu-ngepel, cuci dan jemur dan setrika baju atasan/bawahan/dalam, buang sampah. Meskipun mudah, kegiatan-kegiatan ini cukup menguras waktu dan energi, dan ada perasaan bahwa kegiatan ini tidak habis-habis. Setelah bak cucian piring kosong, tidak lama ada sesuatu yang harus dicuci, apakah gelas kotor, sendok kecil, pisau, talenan, wajan, sutil, atau lainnya. Begitu juga dengan ember baju kotor; setelah kosong, tak lama ada baju kotor lain yang masuk ke situ. Atau keranjang setrikaan, baru saja selesai menyetrika, tak lama ada tumpukan cucian bersih yang menunggu untuk disetrika. Aaaargghhhh! 😫<br />
<br />
Yang cukup rumit (bagi saya) adalah memasak, karena saya tidak bisa masak! Memasak perlu didahului dengan merencanakan masak apa, beli bahan-bahan, mempersiapkan bahan dan bumbu (mengupas, mengiris, membumbui, dll). Memasak sendiri perlu waktu dan energi dan kiat tertentu. Selanjutnya, harus mencuci peralatan masak. Singkat kata: ribet!<br />
<br />
Dalam kuadran Eisenhower, pekerjaan rumah tangga termasuk dalam kuadran penting-tidak urgen. Pekerjaan rumah tangga penting karena memenuhi kebutuhan dasar penghuni rumah. Pekerjaan rumah tangga tidak urgen karena sering bisa ditunda jika ada urusan yang lebih penting atau lebih mendesak. Dengan mengacu kepada Stephen Covey, yaitu bahwa prioritas kita seharusnya adalah pada kegiatan-kegiatan di kuadran penting-tidak urgen, maka membereskan pekerjaan rumah tangga harus menjadi prioritas dalam setiap rumah.<br />
<br />
Pada kenyataannya, pekerjaan rumah tangga tidak selalu menjadi prioritas, terutama ketika ada pekerjaan lain yang urgen. Meskipun sedang mengerjakan pekerjaan lain, sebenarnya tetap saja terpikir printilan tugas-tugas rumah tangga yang belum jadi dikerjakan. Agar printilan tugas tersebut tidak terus berputar di kepala, saya menyiapkan daftar periksa (<i>checklist</i>) tugas rumah tangga. <i>Checklist</i> asli sebenarnya memuat lebih banyak tugas dan lebih rinci, seperti menyapu halaman, mengganti sprei, mencuci sprei, mengganti handuk, mencuci handuk, mengganti keset, mencuci keset, atau menyikat kamar mandi, + + +. Semakin banyak sel/kotak yang tercentang, semakin banyak pekerjaan tertangani, semakin beres urusan rumah. Di sela-sela pekerjaan lain, maka semakin terdorong untuk menyempatkan diri melakukan pekerjaan rumah tangga.
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYY06a2-Sj-B0ExrgHdYtO3Td3yc3vo-0mXtqLYsQ5cnwB6khGVtgiq_jncfNBuPmxv7iQnfNjC1QbNbaDYT0qgYM4MpbsIDWkz-FB6NkMbXJlfhnpkaIonLyPzemM37YHGc-F/s1600/chores.tiff" imageanchor="1"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYY06a2-Sj-B0ExrgHdYtO3Td3yc3vo-0mXtqLYsQ5cnwB6khGVtgiq_jncfNBuPmxv7iQnfNjC1QbNbaDYT0qgYM4MpbsIDWkz-FB6NkMbXJlfhnpkaIonLyPzemM37YHGc-F/s320/chores.tiff" /></a><br />
<br />
Setelah sekian lama tanpa PRT di rumah, rasanya saya jadi lebih bertanggung jawab untuk mengurus rumah(😳!). Kalau ada PRT memang lebih santai karena sebagian tugas sudah didelegasikan, tapi buruknya saya jadi lebih abai; jadi terlena(!). Untuk sementara waktu ini, tampaknya saya masih bersemangat untuk melakukan pekerjaan rumah tangga tanpa asisten. 🏡Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-2700131289839255792015-02-05T23:02:00.000+07:002015-02-05T23:05:28.910+07:00Agar Produktif, Persiapkan 3 Hal Berikut: Waktu, Energi, PerhatianPertama kali saya membaca ini di <a href="http://lifehacker.com/10-lessons-i-learned-from-a-year-of-productivity-experi-1584800618">lifehacker</a>, yang juga menyediakan tautan ke situs asalnya: <a href="http://alifeofproductivity.com/top-lessons-learned-a-year-of-productivity/">a life of productivity</a>. Disebutkan bahwa tiga unsur produktivitas adalah 🕙 <b>waktu</b>, 💪 <b>energi</b>, dan 🎯 <b>perhatian</b> pada kegiatan yang sedang dilaksanakan; maka perlu mengelola waktu, energi, dan perhatian dengan sebaik-baiknya.
Dengan mengalokasikan slot waktu untuk suatu kegiatan berarti memberikan kesempatan untuk mewujudkannya. Energi diperoleh dari tidur yang cukup 😴, makan makanan sehat yang cukup 🍒, dan berolahraga 💃(ehem). Untuk memberikan perhatian atau atensi penuh berarti hadir sepenuhnya untuk kegiatan dimaksud; pikiran tidak bercabang kemana-mana.💬Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-33306652930597556502013-07-28T19:09:00.000+07:002013-07-28T19:09:04.519+07:00Belajar Parkir<a href="http://blog.twwhiteandsons.co.uk/wp-content/uploads/2013/04/280313-ParkingGuide.jpg"><img alt="Parking Guide Infographic " src="http://blog.twwhiteandsons.co.uk/wp-content/uploads/2013/04/280313-ParkingGuide.jpg" title="Parking Guide Infographic 280313 ParkingGuide" width="450" /></a>Parking Guide Infographic – An infographic by <a href="http://www.twwhiteandsons.co.uk/">T W White & Sons</a>Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-60345486749466660642013-04-02T10:32:00.001+07:002014-01-30T17:04:20.556+07:00Jadwal KRL Commuter Line Serpong-Manggarai pp (berlaku mulai 1 April 2013)Sebagaimana diketahui, KRL dari arah Serpong/Pondok Ranji hanya sampai stasiun Tanah Abang. Bagi Anda yang akan melanjutkan ke stasiun Sudirman/Manggarai, dapat melihat jadwalnya sbb:<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPUa7UOP3IGg11IZebGW7Mry3rcgE1gOsKkk3Ne9DV4O2wOIq67-n2CbTffrTaEcBnw-NSiIcC2-9dThBYatb-bHXgQVfCCxDg7DHt87ffpY5gyzS8kH-7kv62DIXWpeLDNNYi/s1600/KRLdariSerpong.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPUa7UOP3IGg11IZebGW7Mry3rcgE1gOsKkk3Ne9DV4O2wOIq67-n2CbTffrTaEcBnw-NSiIcC2-9dThBYatb-bHXgQVfCCxDg7DHt87ffpY5gyzS8kH-7kv62DIXWpeLDNNYi/s320/KRLdariSerpong.png" height="226" width="320" /></a></div>
<strike>Sedangkan untuk arah sebaliknya dari stasiun Manggarai/Sudirman menuju ke arah Serpong, segera menyusul (gak bisa janji kapannya).</strike><br />
<i><br /></i>
<i>tambahan 8 April 2013:</i><br />
Jadwal KRL dari stasiun Manggarai/Sudirman ke arah Bintaro/Serpong (stasiun Pondok Ranji, Jurangmangu, Sudimara, Serpong) adalah sbb:<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNHfo21Tokkel74Y8Sc0sbd1YCjNFSBIqz4_jxbWNs8TDgzj11558VJXOY-DyLZQYrvGg506Io7GExndsf3uasSOFY7pAz2MkH2ikJNuEFatAIIOshPu1ULYgvbV5FikJALqmg/s1600/KRLkeSerpong.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNHfo21Tokkel74Y8Sc0sbd1YCjNFSBIqz4_jxbWNs8TDgzj11558VJXOY-DyLZQYrvGg506Io7GExndsf3uasSOFY7pAz2MkH2ikJNuEFatAIIOshPu1ULYgvbV5FikJALqmg/s320/KRLkeSerpong.png" height="288" width="320" /></a></div>
<br />
Jadwal lengkap silakan lihat <a href="http://www.krl.co.id/images/stories/2013/September%202013/JADWAL%20KRL%20Jabodetabek%20GAPEKA%202013%20.pdf" target="_blank">Jadwal KRL Commuter Jabodetabek 2013</a>. <span style="font-family: 'Apple Color Emoji'; font-size: 20px;">✨</span>Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-80604977564373742972012-09-02T23:25:00.001+07:002012-09-02T23:34:59.913+07:00Teknik Pomodoro<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_Cmxc2vSvRZF4RnzVtP7VVFbwgu_ItkEkpj1CLbtbOeqpk29mJNXWttFrngLkFUKsPQkXYIWshiezHuWpbmBA7rx_fSalAyMT_eaV-QyICU5T2x2uZwvKKfuluygat7dLx1Nw/s1600/Pr_068_-_TRI_-_11_11_10_-_042.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_Cmxc2vSvRZF4RnzVtP7VVFbwgu_ItkEkpj1CLbtbOeqpk29mJNXWttFrngLkFUKsPQkXYIWshiezHuWpbmBA7rx_fSalAyMT_eaV-QyICU5T2x2uZwvKKfuluygat7dLx1Nw/s1600/Pr_068_-_TRI_-_11_11_10_-_042.jpg" /></a></div>
<i>image</i>: FreeDigitalPhotos.net<br />
<br />
<i>Pomodoro</i> (bahasa Itali) berarti tomat. Mungkin Italia berkelimpahan dengan tomat sehingga banyak makanan dilengkapi atau dibumbui dengan tomat, pasta tomat, atau saus tomat. Bentuk tomat yang berwarna merah, bulat, dan segar juga cocok dijadikan produk dekorasi, termasuk <i>timer</i>.<br />
<br />
Teknik <i>Pomodoro</i> diciptakan oleh Francesco Cirillo di tahun 1980-an; sebenarnya adalah teknik mem-fokus-kan pikiran dengan menggunakan <i>timer. </i>Mungkin <i>timer</i> di di Italia pada umumnya berbentuk buah tomat alias <i>pomodoro </i>sehingga teknik ini disebut teknik <i>pomodoro. </i>Teknik tomat ini digunakan untuk mem-fokus-kan perhatian pada pekerjaan atau pelajaran untuk menghindarkan diri dari interupsi internal dan eksternal.<br />
<br />
Interupsi internal misalnya adalah pikiran yang melantur, atau gerakan jari yang salah.. Seharusnya meng-klik file pekerjaan malah meng-klik <i>shortcut</i> 'facebook' misalnya ;-). Sedangkan interupsi eksternal bisa jadi rekan kerja yang ngajak ngobrol, dan sebagainya.<br />
<br />
Mulailah dengan men-set <i>timer</i> untuk 25 menit. Begitu <i>timer</i> bekerja, fokuskan perhatian dan pikiran pada tugas atau pelajaran. Begitu <i>timer</i> berbunyi--selesai-belum selesai--, istirahat sejenak 5 menitan. Gunakan waktu istirahat untuk mengambil minum, <i>stretching</i>, bicara dengan rekan kerja yang tadi menginterupsi, atau mengalihkan perhatian pada hal-hal lain sebentar. Setelah istirahat singkat, pasang lagi <i>timer</i> untuk 25 menit berikutnya dan pusatkan pikiran pada pekerjaan atau pelajaran lagi. Suatu pekerjaan bisa jadi memerlukan 3 atau 4 sesi atau lebih sampai selesai. Jika pekerjaan belum selesai juga, disarankan istirahat yang keempat lebih panjang sekitar 10-15 menit. Sedangkan jika pekerjaan selesai kurang dari 25 menit, waktu yang tersisa bisa digunakan untuk melaksanakan tugas berikutnya.<br />
<br />
Penjelasan lebih lengkap mengenai teknik pomodoro bisa dilihat di website '<a href="http://www.pomodorotechnique.com/">the Pomodoro Technique</a>', termasuk juga bisa men-<i>download</i> versi ringkas bukunya, <i>cheat sheet</i>, <i>to do worksheet</i>, dan <i>activity inventory worksheet </i>di <a href="http://www.pomodorotechnique.com/book.html">sini</a>. Satu pesan dari website 'the Pomodoro Technique' adalah jangan gunakan teknik pomodoro pada waktu bebas.<br />
<br />
Mengenai <i>timer</i>, sayangnya saya tidak menemukan <i>timer</i> bentuk tomat. Yang ada adalah <i>timer</i> buatan China berbentuk boneka Matryoshka. Tapi lumayanlah; bagus dan lucu--tentu saja menurut saya... ;-) hehe dan yang penting lagi, membantu saya untuk fokus pada pekerjaan. :-D<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN3l178d6CibGWOv-5vGUIo8tFt_APeE_tWto0wD8iznzuwMPQREhlCDxsVVay-TYxFsdKcqIkEmtuvVD-Z6Osz48iUYJXUuB7YWd6hvqvdNmkUoTw5qzmpweqNTFxylh8j5fV/s1600/IMG-20120902-00164.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN3l178d6CibGWOv-5vGUIo8tFt_APeE_tWto0wD8iznzuwMPQREhlCDxsVVay-TYxFsdKcqIkEmtuvVD-Z6Osz48iUYJXUuB7YWd6hvqvdNmkUoTw5qzmpweqNTFxylh8j5fV/s320/IMG-20120902-00164.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-72945943647446461222011-11-29T07:12:00.001+07:002011-11-29T07:35:41.364+07:00Rute & Jadwal KRL Commuter Jabodetabek (mulai 5 Desember 2011)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSNAOm6XUPm86B9rJk8MmVFogmCJ9u6fcoARnd3i0l62uD8UIuWW7YM3Av1MQCB2AY2ibwGq5KCQ9lBcvieh2IY5orH_zWr5elvJ7MfyIZ3jH0d_iYI_NMhZLgMrU3JsOOYsNA/s1600/Peta+Rute+Loopline.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSNAOm6XUPm86B9rJk8MmVFogmCJ9u6fcoARnd3i0l62uD8UIuWW7YM3Av1MQCB2AY2ibwGq5KCQ9lBcvieh2IY5orH_zWr5elvJ7MfyIZ3jH0d_iYI_NMhZLgMrU3JsOOYsNA/s320/Peta+Rute+Loopline.jpg" width="231" /></a></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Jadwal lengkap perjalanan KRL Jabodetabek silakan klik <a href="http://www.krl.co.id/c-news-c-menu-114/354-perubahan-jadwal-krl-commuter.html" target="_blank">http://www.krl.co.id/c-news-c-menu-114/354-perubahan-jadwal-krl-commuter.html</a></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sumber gambar: <a href="http://www.krl.co.id/produk-a-layanan-topmenu-85/peta-rute-loopline.html" target="_blank">http://www.krl.co.id/produk-a-layanan-topmenu-85/peta-rute-loopline.html</a></span>Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-7732687240104849712011-03-29T23:35:00.010+07:002011-03-30T17:26:29.295+07:00Membangun Kebiasaan Lewat Kalender<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkOICJTMQ4qbX6rmTA35k3vFNdt_ErgKM8sBaMOL9n15YngSX6QZNPfb6ey5ibLBpUOrsCoHEKyUybySxzhD59AOBiTOFZkyvV9qvO4HsjqlLAUPUTkgpdzDEAOpeQGmFJd5-0/s1600/Snapshot+2011-03-30+13-59-16.jpg"><img style="cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 154px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkOICJTMQ4qbX6rmTA35k3vFNdt_ErgKM8sBaMOL9n15YngSX6QZNPfb6ey5ibLBpUOrsCoHEKyUybySxzhD59AOBiTOFZkyvV9qvO4HsjqlLAUPUTkgpdzDEAOpeQGmFJd5-0/s320/Snapshot+2011-03-30+13-59-16.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5589764700200070850" /></a><br />Dikatakan bahwa untuk membangun kebiasaan baru memerlukan waktu minimum 21 hari. <a href="http://lifehacker.com/#!281626/jerry-seinfelds-productivity-secret" target="_blank">Lifehacker</a> memuat resep Jerry Seinfeld dalam membentuk kebiasaan menulis bahan lawakan, yaitu dengan menandai tanggal-tanggal di kalender. Setiap hari setelah menulis, Jerry menandai kalendernya sehingga terbentuk seperti rantai. Kunci membentuk kebiasaan adalah jangan memutuskan rantai tersebut! <br /><br />Beberapa orang sudah membuat aplikasi berbasis web untuk menandai kalender seperti yang dilakukan Jerry Seinfeld. Kemudian ada juga <span style="font-style:italic;">habit list</span> dari <a href="http://www.productivity501.com/habit-list/308/" target="_blank">Productivity501</a>. Di <span style="font-style:italic;">habit list</span>, terdapat sejumlah kegiatan yang akan dijadikan kebiasaan dan tersedia kotak-kotak untuk menandai kegiatan yang sudah dilakukan.<br /><br />Mencontoh <span style="font-style:italic;">habit list</span> tadi, dengan Excel saya membuat tabel serupa sesuai dengan kebutuhan saya. Tentu saja, belum semua kegiatan bisa dicentang setiap hari alias belum dilakukan setiap hari. Contohnya adalah "sholat tahajud", "tidur cepat", "olahraga", "baca terjemahan Al Quran", "belajar bahasa", atau "menulis blog". :( Yaaah, separonya-lah. :( Tapi secara umum, daftar ini sangat membantu saya dalam mengingat "kewajiban" harian dan membentuk kebiasaan yang saya perlukan.Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-19555820455798308712008-07-25T20:56:00.007+07:002013-04-02T15:41:17.689+07:00Jadwal KRL Dari dan Ke Stasiun Pondok Ranji (Bintaro)<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGTC2grd6Hr0BEySzIhNoGGKEAbEeLkbgZvAcwaS6EQdICFfBuwaraNAofP86_n7oFkWcTZMAPQ-Yf-BAjla4c_jAYi-MKnlFKia_22qIM2GZCzVUTXJVeu46TdM-Ae8O3-PPB/s1600-h/KePdRanji.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5386381009593910050" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGTC2grd6Hr0BEySzIhNoGGKEAbEeLkbgZvAcwaS6EQdICFfBuwaraNAofP86_n7oFkWcTZMAPQ-Yf-BAjla4c_jAYi-MKnlFKia_22qIM2GZCzVUTXJVeu46TdM-Ae8O3-PPB/s320/KePdRanji.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; float: left; height: 262px; margin: 0 10px 10px 0; width: 320px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghjjRZsB9XaoV88XpfBBP-1eAUxGQOrRsa1txuoWHVNn-zmOT7Bv1La7SFt2Nivf-of3HpcmH1mHRtN04OfLevi0FluESjQ9bKaVbN2p9Pxol4UyfQp1ElNmd46TkfzoI4ZMmE/s1600-h/DrPdRanji.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5386381002945639650" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghjjRZsB9XaoV88XpfBBP-1eAUxGQOrRsa1txuoWHVNn-zmOT7Bv1La7SFt2Nivf-of3HpcmH1mHRtN04OfLevi0FluESjQ9bKaVbN2p9Pxol4UyfQp1ElNmd46TkfzoI4ZMmE/s320/DrPdRanji.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; float: left; height: 258px; margin: 0 10px 10px 0; width: 320px;" /></a><br />
<span style="color: #6aa84f;">Jadwal KRL commuter line Serpong-Manggarai terbaru 1 April 2013 dapat dilihat di </span><a href="http://urek2.blogspot.com/2013/04/jadwal-krl-commuter-line-serpong.html" target="_blank">Jadwal KRL Commuter Line Serpong-Manggarai (berlaku 1 April 2013)</a> <i>(Maaf, baru ada Serpong Manggarai. Manggarai-Serpong belum siap).</i><br />
<br />
(<span style="font-style: italic;">updated: 28 September 2009</span>)<br />
<br />
Dengan terbangunnya jalur ganda rel kereta api Serpong-Jakarta, frekuensi perjalanan KA yang melintasi jalur ini semakin bertambah, termasuk perjalanan dengan gerbong yang nyaman (ber-AC). Alternatif transportasi dari dan ke Bintaro yang cepat, nyaman, dan terjangkau menjadi bertambah. Mereka yang beraktifitas di sekitar Sudirman-Kuningan dan bertempat tinggal di Bintaro tentu terbantu dengan ketersediaan kereta api ini.<br />
<br />
Lintas Serpong-Jakarta serta lintasan lainnya di wilayah Jabodetabek berada di bawah tanggung jawab PT. Kereta Api (persero) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek. PT. Kereta Api Divisi Jabotabek juga meningkatkan pelayanannya, antara lain dengan memberikan informasi yang lebih luas dan jelas kepada pengguna kereta api, yaitu melalui situs web <a href="http://www.krl.co.id/" target="_blank">http://www.krl.co.id</a>. Petugas di <span style="font-style: italic;">call center</span> pun (021 - 380 7777) cukup baik menjawab pertanyaan penelepon.<br />
<br />
Selama ini, pengalaman berkereta-api saya terbatas pada stasiun-stasiun Pondok Ranji (stasiun terdekat dari rumah), Tanah Abang, Sudirman, Manggarai, dan Universitas Indonesia. Berdasarkan informasi jadwal perjalanan kereta api yang ada di situs web KRL Jabotabek, saya membuat tabel jadwal perjalanan KRL dari dan ke stasiun Pondok Ranji untuk stasiun-stasiun Tanah Abang, Sudirman, Manggarai, dan UI. Dari tabel tersebut, dapat dilihat berbagai alternatif KRL yang dapat digunakan dari Bintaro (baca Pondok Ranji) jika hendak ke Jakarta (baca Tanah Abang, Sudirman, Manggarai). Sebaliknya, jika pulang dari UI/Depok atau Manggarai dapat dilihat jadwal KRL ke Tanah Abang dan KRL lanjutan ke Serpong dari Tanah Abang. <span style="font-style: italic;">Catatan: <span style="font-style: italic;">font</span> warna <span class="Apple-style-span" style="color: red;">merah</span> menunjukkan KRL tidak beroperasi pada hari Sabtu/Minggu/libur</span>.<br />
<div>
<br /></div>
Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-82784789525434900532007-12-22T18:01:00.000+07:002007-12-22T18:04:10.925+07:00Ibu - Pekerja Penuh Waktu 24-365Pekerjaan rumah tangga saja adalah pekerjaan yang tidak henti-hentinya sepanjang hari, sepanjang tahun. Pekerjaan yang sama berulang dari waktu ke waktu setiap hari. Menyita waktu, menyita tenaga, menyita pikiran. Itu kalau pekerjaan rumah tangga dikerjakan sendiri. Dan biasanya pekerjaan rumah tangga dibebankan kepada Ibu.<br /><br />Jika ada anak-anak di rumah, pekerjaan rumah tangga bertambah dengan pekerjaan menjadi orang tua: mengurus anak, memantau kegiatan mereka, dan memberi teladan yang baik. Kalau sang anak gampang diurus, kalau tidak.. Lagi-lagi, biasanya porsi Ibu lebih besar dalam mengurus anak.<br /><br />Jika Ibu bekerja, beban Ibu bertambah dengan tugas-tugas di pekerjaannya.<br /><br />Seringkali ditulis Ibu bekerja menghadapi dilema antara kantor dan rumah. Sesungguhnya Ibu bekerja harus menyediakan waktu tidak saja untuk rumah dan kantor tetapi juga waktu untuk diri sendiri. <br /><br />Meskipun ada PRT yang membantu pelaksanaan pekerjaan rumah tangga dan pengurusan anak, Ibu tetap harus merencanakan, memantau, dan mengendalikan pekerjaan tersebut. Pekerjaan Ibu menjadikan Ayah "lebih tenang" melaksanakan tugas kantornya. <br /><br />Dan ternyata, meskipun pekerjaan rumah tangga dialihkan ke PRT dan anak-anak sudah dewasa, "pekerjaan" Ibu masih berlanjut. Setidaknya itu yang saya alami dengan Ibu saya. Ibu adalah tempat bermanja, dengan meneguk teh atau kopi racikannya ketika saya mengunjungi beliau. Betapa beruntungnya saya!<br /><br />Terima kasih Ibu.<br /><br />Selamat hari Ibu untuk semua Ibu.Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-55394516720697315142007-03-25T23:19:00.001+07:002007-04-03T21:25:10.594+07:00One Laptop Per Representative (OLPR) dan One Laptop Per Child (OLPC)Pada tahun anggaran 2007 ini DPR-RI mendapat anggaran Rp 12,1 milyar untuk pengadaan 550 unit laptop @ Rp 21 juta. Spesifikasi laptop tersebut adalah layar 12 inch, 2 prosesor, dan berat kurang dari 2 kg. <br /><br />Pengadaan laptop tersebut disinyalir untuk dibagikan kepada anggota Dewan. Namun kemudian, muncul penjelasan bahwa laptop tersebut adalah barang inventarisasi dan harus dikembalikan jika masa kerja anggota Dewan berakhir. Selanjutnya, muncul penjelasan bahwa laptop tersebut adalah untuk para staf ahli.<br /><br />Selain laptop DPR, pada saat ini sedang dikonsultasikan kepada Departemen Keuangan mengenai <a href="http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/03/tgl/22/time/134521/idnews/757267/idkanal/10" target="_blank">laptop untuk DPD</a> dengan harga per unit yang lebih rendah, yaitu Rp 19,5 juta. Dijelaskan bahwa pengadaan laptop DPD ini adalah melanjutkan pengadaan tahun yang lalu. Jika tahun anggaran yang lalu sudah dilaksanakan pengadaan 32 unit laptop, yaitu masing-masing provinsi 1 laptop, maka tahun ini dilaksanakan pengadaan laptop agar setiap anggota DPD mendapat 1 laptop (jadi 96 unit lagi?).<br /><br />Pengadaan satu laptop untuk setiap anggota Dewan (<i>One Laptop Per Representative</i> atau OLPR) ini sangat kontras dengan pengadaan satu laptop untuk setiap anak (<i>One Laptop Per Child</i> atau OLPC). Di saat konsep OLPC diragukan dapat diterapkan di Indonesia (lihat <a href="http://direktif.web.id/arc/2007/01/satu-laptop-ramairamai" target="_blank">Satu Laptop Ramai-Ramai</a> di blog <a href="http://direktif.web.id/" target="_blank">#direktif</a> oleh Ikhlasul Amal), OLPR dapat terlaksana dengan mudah, walaupun dengan harga per unit yang mahal. Bandingkan OLPR yang Rp 21 juta dengan OLPC yang US$ 100, berapa kali lipat? <br /><br />Sebenarnya, seberapa pentingkah penggunaan laptop bagi penunjang kegiatan anggota Dewan atau DPD? Jika memang dirasakan penting, apakah pengadaannya harus 1 orang 1 laptop? Tidak bisakah para anggota Dewan saling berbagi, misalnya penggunaan laptop per komisi, atau per faksi, atau per apalah yang pengelolaannya dirasakan paling tepat dan mudah. Kemudian bagi anggota DPD, tidak cukupkah 1 laptop per propinsi? Apakah laptop ini digunakan setiap saat? Jika tidak, bagaimana kalau menyewa saja pada waktu diperlukan? Dengan demikian, pengadaan laptop dapat dikurangi, anggaran dapat dihemat, dan jika memungkinkan dialihkan untuk pengadaan laptop anak-anak di pelosok Indonesia. <br /><br />Lagipula, tanpa program OLPR, setiap anggota Dewan dapat dipastikan mampu membeli laptop pribadi. Sedangkan tanpa program OLPC, tidak setiap anak Indonesia dapat mencicipi laptop. Akan lebih penting bagi bangsa Indonesia untuk melakukan investasi laptop pada anak-anak yang tidak mampu dibandingkan pada anggota DPR dan DPD.<br /><br />Updated 3 April 2007:<br />Pengadaan laptop DPR ini kemudian dibatalkan dengan alasan penghematan. <i>Pikir-pikir, mengapa ya saya koq ikutan usil dengan masalah laptop ini? Apa karena iri terpaksa beli laptop sendiri?</i>Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-7070504443246935392007-03-17T12:10:00.001+07:002007-03-17T12:10:55.304+07:00Sumbang Korban Gempa Sumbar Dengan SMSKetik SUMBAR kirim ke <b>7505</b>, berarti anda telah menyumbang Rp 6000 untuk korban bencana gempa Sumbar.Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-42375971554359027932007-02-13T09:36:00.000+07:002007-02-13T09:36:39.005+07:00Kiat Akrab Dengan BanjirBanjir sudah surut. Jabodetabek mulai bersih-bersih dan beres-beres rumah kembali dari genangan air dan lumpur. <br /><br />Ketika banjir datang atau ketika sudah reda, banyak korban banjir berpikiran untuk pindah rumah ke lokasi yang bebas banjir. Tetapi banyak juga yang tidak ingin pindah karena sudah terlanjur betah di rumah yang dihuni sekarang. Nah, termasuk yang tidak ingin pindah tadi adalah teman saya <a href="http://www.google.com/search?client=safari&rls=en&q=Gatut+Widianoko&ie=UTF-8&oe=UTF-8" target="_blank">Gatut Widianoko</a> dan keluarganya. Gatut--berdasarkan pengalaman pribadi-- mempunyai tips bagaimana hidup akrab dengan banjir, sebagai berikut: (<i>sumber: posting Gatut di milist ITB'80</i>)<br /><br /><b>Rumah yang <i>floods friendly</i></b>:<br />1. Semua colokan listrik terletak minimal 1,5 m dari lantai.<br />2. Perabot di lantai dasar rumah semua terbuat dari kayu (dipilih kayu jati yang murah, bukan kayu lapis). Setelah banjir, perabot-perabot kayu ini amat mudah dibersihkan dan tidak bau.<br />3. Ketinggian lantai dasar rumah dibuat setidaknya 50 cm di atas jalan; ada juga yang 80-100 cm dari jalan. Ini untuk memudahkan pembersihan ketika banjir sudah surut. Tinggal disemprot dengan air PAM.<br />4. Lantai dasar di bagian belakang dibuat lebih tinggi dari bagian depan sehingga saat banjir surut tinggal disemprot dengan air PAM dan rumah segera bersih kembali. Jangan ada "tanggul" di bagian depan rumah karena akan menyebabkan air menggenangi rumah dan amat susah pembersihannya.<br />5. Pilih cat tembok yang sedikit mengkilat dan menempel kuat di tembok. (Ada banyak merk kok, tinggal pilih saja). Dengan cat tipe begini, saat terjadi banjir, kotoran tidak bisa menempel di tembok. Jadi membersihkannya amat mudah.<br /><br /><b>Ketika banjir datang</b>:<br />1. Cabut seluruh alat listrik ketika banjir mulai melanda, jangan ada alat listrik di lantai dan masih berhubungan dengan sumber listrik.<br />2. Kenali "perilaku air" saat terjadi hujan. Khusus di daerah rumah Gatut, jika arah air ke kiri, meski di jalan depan rumah air sudah naik setinggi lutut, air akan surut segera setelah hujan reda. Tetapi jika arah air ke kanan, maka ini pertanda akan terjadi banjir besar, dan segera "evakuasi" barang-barang penting, alat-alat dapur, baju-baju, diangkat ke lantai-2, sedangkan mobil segera diungsikan ke tempat tinggi.<br />3. Jangan lupa, siapkan "dapur sementara" saat mengungsi di lantai 2 (kalau ada).<br />4. Siapkan lampu teplok (dari minyak tanah), sebab di saat banjir listrik pasti dipadamkan. Atau sediakan lilin secukupnya (bisa seminggu lho).<br />5. Pindahkan alat-alat dapur ke atas (<i>lantai 2?</i>), ke "dapur temporer".<br />6. Siapkan batu battery untuk mendengarkan radio agar bisa memonitor keadaan di Bogor, Jakarta, dan sekitarnya.<br />7. Agar tidak stress, menyanyi-nyanyi bersama keluarga dengan iringan gitar akustik.<br /><br /><b>Bersih-bersih rumah</b>:<br />1. Siapkan selang yang cukup panjang agar menjangkau tiap kamar saat dibutuhkan untuk menyemprot kotoran sesudah banjir.<br />2. Siapkan minimal 2 serok besar yang terbuat dari karet (banyak yang jual kok). Dengan serok karet ini, amat mudah membersihkan lantai dari lumpur banjir.<br />3. Siapkan beberapa Kanebo dan alat-alat pembersih perabot.<br />4. Begitu surut, segera semprot semua bagian rumah yang terkena banjir, baik di lantai, perabot, atau di tembok. Jangan tunda, keburu kotoran mengering dan menempel.<br /><br />Mudah-mudahan bermanfaat bagi yang memerlukannya. Dan mudah-mudahan bencana banjir di mana pun di seluruh wilayah Indonesia dapat segera diatasi dan kerugian yang ditimbulkan dapat semakin dikurangi.Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-67368178834085208282007-02-10T15:42:00.000+07:002007-02-11T02:00:28.048+07:00Banjir Di Jakarta Dan SekitarnyaBanjir besar kembali melanda Jakarta dan sekitarnya. Kabarnya 70% wilayah Jakarta terendam banjir. Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (Bakornas PB) seperti dikutip <a href="http://www.antara.co.id/seenws/?id=52883" target="_blank">Antara</a> merilis data korban banjir di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten sampai dengan hari Jumat 9 Februari 2007 sebagai berikut:<br />- Jakarta: 48 orang tewas dan 210.404 orang mengungsi (hari sebelumnya 219.404 orang mengungsi);<br />- Jawa Barat: 19 orang tewas dan 240.813 orang mengungsi (hari sebelumnya 410.630 orang mengungsi);<br />- Banten: 13 orang tewas dan 135.555 orang mengungsi.<br />Mengenaskan! Dan seharusnya tidak perlu terjadi.<br /><br />Banjir kali ini, yang disinyalir sebagai banjir 5 tahunan, tampak lebih parah dari banjir tahun 2002 yang lalu, baik dari luas area yang tergenang maupun dari ketinggian genangan. Beberapa lokasi yang tidak pernah tergenang sama sekali, kali ini merasakan hantaman banjir. Tinggi genangan pun dikabarkan lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi pada 5 tahun yang lalu. Jika dulu sepinggang atau sedada, kini seleher. Jika dulu tidak sampai atap, kini atap rumah pun terendam. Jika tidak ada tindakan yang diambil untuk mengatasi banjir, maka dengan trend seperti ini tampaknya banjir 5 tahun yang akan datang bisa jauh lebih parah lagi.<br /><br />Sebenarnya banjir di Jakarta bukanlah barang baru. Ingatan pertama saya tentang banjir di Jakarta adalah pada tahun 1970-an, yaitu ketika Jl. Danau Toba di dekat RSAL dilanda banjir. Mungkin juga Jl. Bendungan Hilir termasuk RSAL waktu itu juga dilanda banjir, tapi saya kurang memperhatikan ini. Yang saya ingat, peristiwa ini diliput TVRI. Di layar kaca yang masih hitam-putih terlihat teman-teman yang tinggal di Jl. Danau Toba sedang bermain banjir! Tetapi kemudian sepertinya banjir di Jl. Danau Toba ini tidak terdengar lagi. Mungkin akibat normalisasi kali Krukut yang terletak di sebelah timur Jl. Bendungan Hilir. <br /><br />Peristiwa banjir berikutnya adalah banjir setiap tahun di SMP Negeri 16 Jl. Palmerah Barat. Selama saya bersekolah di sana tahun 1974-1976 selalu saja ada hari-hari libur sekolah akibat banjir. Kebetulan sekolah ini tidak jauh dari kali Grogol. Setelah itu, rasanya saya tidak memperhatikan bencana banjir di Jakarta. (<i>Maafkan atas ketidak-acuhan ini. Di SMA rasanya koq tidak ada teman yang mengalami bencana banjir. Kemudian, saya kuliah di Bandung; rasanya koq tidak terlalu perduli dengan Jakarta.</i>)<br /><br />Sampai pada banjir 2002. Waktu itu sempat terjebak macet; dari kantor di Jl. Prof. Dr. Satrio ke rumah di Bintaro memakan waktu 4 jam! Ternyata kali-kali dan saluran-saluran di Jabodetabek meluap menggenangi rumah-rumah di sekitarnya. Baru kali inilah terdengar bahwa banjir tahun 2002 ini adalah banjir 5 tahunan. Lha, bagaimana tahun 1997 dulu, koq rasanya tidak ada banjir seluas ini? Di tahun 1997 itu, yang terjadi adalah hujan deras berhari-hari dan tidak berhenti-henti. Pasti terjadi banjir, tetapi tidak seluas area banjir tahun 2002.<br /><br />Mengapa terjadi banjir? Menurut logika, banjir terjadi karena:<br />1. Kondisi topografi yang relatif datar yang memperlambat aliran air terbuang ke laut.<br />2. Volume air hujan yang melimpas sangat tinggi, yang tidak bisa ditampung oleh sungai-sungai dan saluran.<br />3. Kemampuan sungai-sungai dan saluran yang rendah dalam menampung air hujan dan buangan. <br /><br />Wilayah Jakarta dan sekitarnya yang dialiri banyak sungai dan relatif datar sangat berpotensi untuk terjadinya banjir. Kawasan terbangun yang meluas di wilayah Jabodetabek mengurangi volume air yang terserap ke tanah dan meningkatkan air limpasan ke badan air (sungai dan saluran). Di sisi lain, kemampuan sungai dan saluran dalam menampung air semakin berkurang akibat sedimentasi, pendangkalan, dan timbunan sampah. Sutopo Purwo Nugroho, pengurus Masyarakat Hidrologi Indonesia, seperti dikutip <a href="http://www.kompas.com/ver1/egovernment/0702/06/135924.htm" target="_blank">Kompas</a> menyebutkan bahwa debit tampung 13 sungai dan kanal yang mengaliri Jakarta hanya 17,5-80 persen dari debit rencana sungai-sungai dan kanal tersebut. Padahal, debit banjir yang masuk justru naik 50% dari debit perhitungan Pola Induk 1973 periode 25 tahunan. <br /><br />Mengapa kawasan terbangun di Jabodetabek meluas? Meluasnya kawasan terbangun adalah untuk menampung penduduk yang terus bertambah di wilayah ini. Wilayah Jabodetabek dengan luas 5.789,11 km2 atau 0,30% wilayah Indonesia pada saat ini menampung 22 juta jiwa atau 10% dari penduduk Indonesia! Jadi, betapa padatnya! Dan betapa beratnya beban yang harus ditampung alam Jabodetabek. <br /><br />Untuk membatasi perkembangan penduduk Jakarta, Kota Jakarta pernah (atau sekarang masih?) dinyatakan sebagai kota tertutup. Berhasilkah? Mungkin berhasil dengan rendahnya laju pertumbuhan penduduk Jakarta yang sebesar 0,17% per tahun dalam kurun waktu 1990-2000. Dengan sangat mahalnya harga lahan di Kota Jakarta, pendatang dan pembeli rumah baru akan memilih hunian di wilayah Bodetabek yang harganya lebih terjangkau (itupun juga semakin mahal). Pendatang baru akan menyerbu wilayah Bodetabek dan mengakibatkan meluasnya kawasan terbangun Bodetabek. Tidak heran jika wilayah Bodetabek juga tidak luput dari serangan banjir.<br /><br />Serbuan penduduk ke wilayah Jabodetabek adalah akibat investasi pembangunan yang sangat besar di wilayah ini yang sepertinya membuka kesempatan kerja yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia. Telah lama didengang-dengungkan tentang kepincangan pembangunan antara wilayah barat dan timur Indonesia, antara Jawa dan luar Jawa, dan sesungguhnya juga antara Jabodetabek dan wilayah lain di Indonesia.<br /><br />Beban wilayah Jabodetabek diharapkan dapat berkurang, jika daerah lain dapat menawarkan kesempatan kerja yang lebih menarik. Dibutuhkan kerja keras dan koordinasi dari berbagai instansi serta peran aktif Pemerintah Daerah untuk membuka kesempatan kerja di propinsi-propinsi lain di Indonesia sekaligus mempromosikannya. Sesuatu yang sangat mudah untuk ditulis tetapi sangat sulit untuk dilaksanakan.<br /><br />Bukannya berarti banjir di wilayah Jabodetabek akan dapat segera diatasi. Tetapi paling tidak, dengan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia, diharapkan disparitas pembangunan dapat berkurang dan beban wilayah Jabodetabek tidak terus bertambah. Untuk mengatasi banjir di wilayah Jabodetabek, tentu harus dilakukan upaya-upaya penanganan yang sangat serius, seperti pengerukan sungai, pengangkutan sampah dari sungai, dan sebagainya. (<i>eh, kesempatan kerja lagi...</i>)Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-1114485987668596622006-08-18T13:35:00.000+07:002006-08-18T13:41:08.780+07:00Pengelolaan KeuanganBeberapa cerita yang saya dengar akhir-akhir ini semakin memperkuat keinginan untuk menulis tentang pentingnya pengelolaan keuangan. Cerita-cerita tersebut menyangkut orang-orang yang saya kenal maupun yang tidak, yaitu mengenai kesulitan keuangan yang tengah mereka hadapi. <br /><br />Bukannya berarti saya tidak terkena atau sudah terbebas dari masalah keuangan. Saya (dan suami) kan termasuk ke dalam golongan menengah-bawah, yang hidup mengandalkan gaji suami, yang hanya pas untuk hidup sebulan ("..makanya pindah kuadran..", kata Kiyosaki). Bukannya saya ahli perencanaan keuangan handal yang bisa memberi advis bagaimana sebaiknya mengelola keuangan keluarga. Bukan, sama sekali bukan. Saya hanya tergelitik untuk menulis perlunya memiliki kemampuan pengelolaan keuangan ini.<br /><br />Sama halnya dengan kemampuan yang lain, kemampuan pengelolaan keuangan sebaiknya juga ditanamkan dan diasah sejak kecil. Jadi ketika dewasa, kemampuan ini sudah menjadi <i>inherent</i> di dalam diri, langsung dapat dimanfaatkan dalam mengelola keuangan pribadi dan keluarga.<br /><br />Jadi, apakah pengelolaan keuangan itu sehingga menjadi penting bagi kesejahteraan pribadi dan keluarga? Menurut pengetian saya (maaf kalau salah, namanya juga awam), pengelolaan keuangan adalah tindakan mengatur <span style="font-style:italic;">income</span> dan <span style="font-style:italic;">asset</span> untuk dimanfaatkan dengan sebijaksana mungkin bagi kesejahteraan pribadi dan keluarga (dan ahli warisnya).<br /><br />Maksudnya begini: Dari <i>asset</i> dan <i>income</i>, kita harus menyiapkan bekal kita kelak, yaitu dengan mengeluarkan penghasilan di jalan-Nya dan beramal. Inilah sesungguhnya harta yang benar-benar kita miliki. Kita juga akan mempertanggungjawabkan perolehan seluruh <i>asset</i> dan <i>income</i> tersebut. Mudah-mudahan diperoleh secara halal.<br /><br />Kemudian, kita juga harus mengatur keuangan dengan sebaik-baiknya untuk menutupi kebutuhan saat ini dan masa yang akan datang dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Atau dengan kata lain, memenuhi kebutuhan sekarang dan menciptakan <i>asset</i>. Jika berumur panjang, kita bisa menikmati jerih payah (<i>asset</i>) ini. Kalau tidak, maka ahli warislah yang akan memanfaatkannya. Agar sejahtera (atau paling tidak tercukupi kebutuhan) di masa tua, kita harus mempersiapkannya sejak masih muda. Sedia payung sebelum hujan lah. Oleh karena itu, pengeluaran uang sebaiknya dikelola dalam kerangka waktu tersebut (saat ini dan masa yang akan datang), yaitu pengeluaran saat ini dan cicilan untuk pengeluaran masa depan (dalam bentuk tabungan)<br /><br />Kerangka waktu inilah yang menurut saya sering dilupakan orang (termasuk saya.., heheh..). Kita sering berdalih, "boro-boro untuk masa depan, untuk kebutuhan sehari-hari saja tidak cukup kok". Ini benar untuk kelompok yang sangat miskin (sebagian besar penduduk Indonesia, ...%), yang memang penghasilannya tidak teratur dan tidak memenuhi kebutuhan dasar minimum (istilah "<i>basic needs</i>" masih laku tidak ya? ini kan istilah di tahun 1980-an dulu). Tetapi untuk kelompok menengah-bawah, yang masih bisa mencicipi sedikit kelezatan gaya hidup mewah, mestinya (dengar tuh: mestinya..) bisa menyisihkan untuk keperluannya nanti. Dan semakin awal (baca: semakin muda) kita menyisihkan (menabung), maka semakin baik hasilnya.<br /><br />Penasihat keuangan di "Oprah Winfrey Show" mengistilahkan mencicipi kenikmatan gaya hidup berlebih ini dengan "<i>latte factor</i>". Contohnya ya ngopi di warung kopi, beli barang yang hanya dipakai sekali (atau malah tidak pernah dipakai sama sekali alias mubazir), penggunaan mobile-phone yang pulsanya lebih mahal, penggunaan TV-kabel (maaf pengusaha TV-kabel, ini yang saya dengar di OWS lho), dan lain-lain yang bisa diisi sendiri.<br /><br />Terus terang acara itu menyentil saya juga karena banyak sekali <i>latte-factor</i> ini di komponen pengeluaran keluarga. Misalnya: buku dan majalah yang hanya ditumpuk dan tidak dibaca, peralatan rumah-tangga (baca: dapur) yang tidak pernah dipakai, makan di resto padahal pembantu di rumah sudah memasak, penggunaan mobile-phone padahal sekarang saya sering di rumah, dan sebagainya. Kalau saja <i>latte factor</i> tersebut dikurangi maka (teorinya) bisa disisihkan untuk tabungan. <br /><br />Kemudian untuk pengeluaran tahunan yang biasanya jumlahnya lebih besar, maka harus dipaksakan untuk disisihkan setiap bulan, yaitu dalam bentuk tabungan untuk pengeluaran tahunan. Sebelumnya, perlu didaftar dulu apa saja kebutuhan tahunan ini (misalnya untuk asuransi, hari raya, pajak kendaraan (kalau ada), ulang tahun, kontrak rumah, dan lain-lain) baru dibagi 12. Ketika pembayaran-pembayaran tersebut jatuh tempo, maka di tabungan sudah ada dana untuk menutupnya. Keuangan keluarga juga tidak terlalu terganggu ketika ada pengeluaran yang cukup besar yang memang harus dikeluarkan.<br /><br />Begitu selanjutnya, untuk kebutuhan jangka pendek, menengah dan jangka panjang seperti untuk uang muka rumah/kendaraan, pendidikan lanjutan, pensiun, perlu disisihkan dari sekarang.<br /><br />Lha, sekarang bagaimana kalau tidak ada yang bisa disisihkan? Berdasarkan apa yang pernah saya baca juga, maka kita memang perlu mencari penghasilan tambahan. Entah lewat pekerjaan sampingan, atau istri juga bekerja. <br /><br />Itu baru sebagian dari masalah pengelolaan keuangan. Masih banyak hal lain sesungguhnya, seperti penciptaan <i>asset</i>, pengelolaan <i>asset</i>, pengelolaan kewajiban, dan lainnya. Terus terang, referensi saya tentang pengelolaan keuangan yang baik sangat terbatas. Barangkali, suatu ketika nanti, cakrawala saya sudah lebih luas lagi. Barangkali, nanti saya bisa melihat pengelolaan keuangan ini dari sudut pandang yang lebih lengkap, dengan trik menyiasati masalah yang lebih baik. <br /><br />Ini semua berangkat dari keprihatinan saya terhadap masalah keuangan yang banyak saya dengar. Tingginya angka kriminalitas juga sangat terkait dengan kondisi keuangan penduduk. Mudah-mudahan peningkatan kemampuan mengelola keuangan dapat membantu memperbaiki kondisi keuangan penduduk, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.<br /><br /><i>Tulisan ini dibuat pada 26 April 2005; baru di-edit dan di-publish sekarang</i>Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-1155832435663114262006-08-17T23:33:00.000+07:002006-08-17T23:33:56.156+07:00Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI Ke-61<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/6045/82/1600/250px-Proklamasi.png"><img style="cursor:pointer; cursor:hand;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/6045/82/200/250px-Proklamasi.png" border="0" alt="" /></a><br />Pernyataan yang singkat tapi padat. Dirgahayu RI Ke-61! Semoga generasi penerus dapat berbuat sebaik-baiknya dalam mengisi kemerdekaan ini, membawa Indonesia ke arah yang jauh lebih baik.Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-1153487362702125912006-07-21T20:09:00.000+07:002006-07-21T20:09:23.800+07:00Hari Tanpa TV<a href="http://www.kidia.org/" target="_blank">Kidia - Kritis!Media untuk Anak</a> mengajak untuk melakukan aksi <b>Hari Tanpa TV</b> Matikan TV Selama Sehari, Minggu, 23 Juli 2006 sebagai ungkapan keprihatinan terhadap isi tayangan TV yang sangat komersil dan mengabaikan kepentingan umum. Acara-acara TV nasional memang ada (banyak?) yang memprihatinkan, bahkan menurut Kidia pada tahun 2004 yang aman hanya sekitar 15% saja. Dan malangnya tayangan yang "hati-hati" dan "tidak aman" tersebut diperkirakan ditonton juga oleh anak-anak mengingat jam menonton TV anak Indonesia yang tinggi yaitu sekitar 30-35 jam (data tahun 2002), lebih tinggi daripada jam belajar di SD. (<i>Sumber: <a href="http://www.kidia.org/news/tahun/2006/bulan/07/tanggal/10/id/14/?PHPSESSID=463cac5816a0ed6540f73d27d486696f)" target="_blank">Berita di http://www.kidia.org</a></i>)<br /><br />Akan efektifkah aksi Hari Tanpa TV ini? Akankah stasiun penyelenggara siaran TV mengubah tayangan-tayangannya menjadi lebih aman dengan adanya aksi ini? Akankah Hari Tanpa TV ini diikuti oleh keluarga-keluarga yang "kurang beruntung" yang justru sangat bergantung kepada pesawat TV untuk mengisi waktu luang anak-anaknya? <br /><br />Keluarga yang kurang beruntung, dengan rumah tanpa halaman untuk bermain, kedua orang-tua yang bekerja keras siang dan malam, keuangan keluarga yang terbatas untuk mendanai anak mengikuti kegiatan yang sesuai minatnya atau membelikan anak buku dan majalah yang sesuai usianya, membuat TV menjadi saana hiburan yang utama. Sedangkan keluarga yang lebih beruntung, yang bisa menyediakan anaknya beragam aktivitas, yang memperoleh lebih banyak informasi, tersentuh oleh internet, bisa memberikan alternatif pengganti TV. Mungkin keluarga yang beruntung ini malah kadang-kadang sudah mempraktekkan Hari Tanpa TV? <br /><br />Saya lebih mendukung <a href="http://www.kidia.org/statik/banner/kampanye_tv/" target="_blank">Kampanye TV Sehat</a>, yang perlu juga dikampanyekan ke anak-anak itu sendiri sehingga mereka memiliki kesadaran untuk tidak menonton TV di luar jadwal yang ditentukan. Jika kampanye ini ingin berhasil, di lingkungan perumahan perlu disediakan lahan bermain yang aman untuk anak-anak (Hmmm.. adakah ini di permukiman padat?) <br /><br />Kebetulan saya memang bukan pecandu TV, bahkan waktu masih SD dulu pun. <i>Jangan-jangan karena tayangan TV jaman tahun 1970-an dulu yang masih hitam-putih sehingga membuat tayangan TV kurang menarik?</i> Hanya ingat samar-samar tuh acara TV jaman SD, SMP, dan SMA dulu. Sudah 26 - 38 tahun yang lalu sih. Sedangkan ketika kuliah, samar-samar ingat menonton film seri "Taxi", "Mork and Mindy", "Oshin", "Fraggle Rock", hmm.. apalagi ya?<br /><br />Kini, saya masih jarang menonton TV. Dan biasanya hari Minggu itu, kami (saya dan suami) akan menonton seri "Detektif Conan" dan "The Oprah Winfrey Show". Rasanya koq tidak rela untuk melewatkan acara ini ya?Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-1152546504451900562006-07-10T22:46:00.000+07:002006-07-10T22:48:24.833+07:00Anggaran Pendapatan dan Belanja Rumah TanggaSebagai <i>Chief Operational Officer</i> atau <i>COO</i>, seorang Ibu Rumah Tangga pasti mengetahui bahwa kegiatan operasional rumah tangga memerlukan biaya. Berapakah biaya minimum per bulan untuk 1 unit rumah tangga? Perhitungan ini menggunakan asumsi 1 unit rumah tangga terdiri dari 2 orang (suami-istri) yang tinggal di wilayah perkotaan Botabek. (<i>Lho, itu kan kami?</i>) Coba kita hitung:<br />- makan Rp 400.000,00<br />- transport Rp 600.000,00<br />- utilitas (listrik, telepon, gas) Rp 350.000,00<br />Total Rp 1.350.000,00 per bulan. Kalau ditambah sewa rumah (asumsi Rp 150.000,00 per bulan) jadi membengkak Rp 1.500.000,00 per bulan. <br /><br />Ini biaya kebutuhan hidup minimum versi saya; belum termasuk tabungan hari depan dan tabungan uang muka (rumah, kendaraan). Kebutuhan ini bertambah kalau jumlah anggota keluarga lebih besar, serta kebutuhan dasar lebih luas lagi (seperti internet, koran/majalah, buku, hiburan). <br /><br />Bagaimana jika penghasilan tidak sampai Rp 1.500.000,00? Tentu saja: pusiiiiiiiiiinggggggg!!!!! Bagaimana mengatasinya? Pertama, semakin mengencangkan ikat pinggang untuk mengurangi pengeluaran, yang rasanya juga sudah sulit. Dan yang kedua adalah menambah penghasilan, yang sering kali lebih mudah diucapkan daripada dilaksanakan.<br /><br />Sebagai <i>Chief Financial Officer</i> atau <i>CFO</i>, seorang Ibu Rumah Tangga diharapkan bisa mengelola keuangan keluarganya dengan baik. Artinya, jangan sampai defisit, malah perlu diusahakan supaya surplus. Biasanya kalau defisit, jalan keluar tercepat adalah dengan berhutang atau mengorek tabungan (itu pun kalau ada yang masih bisa dikorek). <br /><br />Bagaimana mengelola keuangan secara baik? Terus terang, saya bukan jagonya. Tapi kalau melihat kenyataan di sekeliling saya, menurut pengamatan saya, kesulitan keuangan itu terjadi lebih karena tidak adanya perencanaan dan lemahnya pemanfaatan keuangan keluarga. Ini menurut saya lho. <br /><br />Agar mempunyai perencanaan keuangan dan memperbaiki pemanfaatannya, setiap rumah tangga sebaiknya menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Rumah Tangga (APBRT). APBRT memberi gambaran besar pendapatan dan pengeluaran dalam sebulan. Anggaran belanja tidak boleh melebihi besar pendapatan. Kalau tidak, jadinya besar pasak daripada tiang. Rumah akan miring dan tidak kokoh, dan rumah tangga akan merugi. Jika pengeluaran untuk suatu <i>item</i> sudah mendekati besar anggarannya, maka harus hati-hati dan semakin menahan pengeluaran. Dengan menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Rumah Tangga bersama-sama, suami-istri dapat realistis dan transparan menilai kemampuan keuangan, dan bersama-sama berusaha mengatasi masalah (keuangan) jika ada. <br /><br />Sebelum sepasang calon pengantin hendak menikah, biasanya ada semacam 'kursus pranikah' di KUA (untuk yang beragama Islam). Alangkah baiknya, jika 'kursus pranikah' ini selain diisi dengan nasihat perkawinan juga diisi dengan pengetahuan praktis mengenai pengelolaan keuangan rumah tangga sebagai bekal bagi calon pasangan suami-istri dalam membina rumah tangga.Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-1147872288614052062006-05-17T19:33:00.000+07:002006-05-17T20:24:49.460+07:00Oleh-Oleh Buku Untuk PerpustakaanSatu berita menggembirakan dimuat di situs <a href="http://www.antara.co.id/" target="_blank"> Antara News Agency</a> sore ini, yaitu bahwa <a href="http://www.antara.co.id/seenws/?id=33909" target="_blank">Presiden Minta Menteri Oleh-Olehi Buku</a>pada saat beliau mencanangkan Gerakan Pemberdayaan Perpustakaan di Masyarakat di Jakarta, hari Rabu ini. Jika Menteri, Gubernur, Bupati atau Walikota bepergian supaya membawa oleh-oleh buku bagi perpustakaan di daerahnya. <br /><br />Tentunya permintaan ini bisa dituruti kalau pejabat yang bersangkutan pergi ke kota besar atau ke luar negeri yang menyediakan toko-toko buku yang lengkap dan memadai. Buku yang disumbangkan ke perpustakaan juga sebaiknya yang dibutuhkan oleh daerah setempat. Dengan contoh dari para pejabat tersebut, siapa tahu pejabat-pejabat lainnya juga terinspirasi untuk menyumbangkan buku juga ya. Selanjutnya, menular ke masyarakat luas yang juga ingin menyumbang buku.<br /><br />Yang sekarang jadi pertanyaan adalah: di manakah lokasi perpustakaan daerah? Dan pertanyaan yang lebih mendasar lagi: ada tidak perpustakaan daerah? <br /><br />Seumur hidup saya, kok belum pernah tahu ada perpustakaan daerah, baik di Jakarta, Bandung, Yogya, ataupun kota atau daerah lain yang pernah saya kunjungi. Atau saya saja yang tidak memperhatikan dan tidak tahu? Yang saya tahu adalah perpustakaan Balai Pustaka dan perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (mungkin sekarang sudah dilebur menjadi perpustakaan ..?..), yang saya kunjungi waktu SD dan SMP dulu sekitar tahun 1970-an, Perpustakaan Nasional yang belum pernah saya kunjungi, perpustakaan ..?.. (milik Kedutaan Besar Amerika Serikat?) dulu terletak di Wisma Metropolitan - Jakarta, perpustakaan <i>British Council</i> di Bandung dan Jakarta, dan tentu saja perpustakaan sekolah ketika di SMA dan Perguruan Tinggi. <i>(SMP tempat saya bersekolah tidak memiliki perpustakaan [kondisi tahun 1974-1976]. Menyedihkan ya? Padahal ini SMP Negeri di Jakarta lho)</i><br /><br />Tapi memang pengetahuan saya mengenai perpustakaan sudah sangat usang. Terakhir saya mengunjungi perpustakaan adalah hampir 20 tahun yang lalu, <i>jadul banget..</i>, yaitu perpustakaan di Wisma Metropolitan itu. Entah sekarang masih ada atau tidak? Sekarang? Buku-buku koleksi sendiri saja belum terbaca semua kok..., mau pinjam lagi dari perpustakaan... <br /><br />Kembali ke ajakan Presiden SBY agar pejabat membawa oleh-oleh buku, semoga membawa angin segar bagi perpustakaan daerah masing-masing, menjadikan perpustakaan daerah sebagai salah satu tempat pembelajaran yang terjangkau bagi masyarakat luas.Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-1145443258453489052006-04-19T14:50:00.000+07:002006-04-19T18:08:25.483+07:00♫ .. Don't know much about geography.. ♪Pada hari Senin, 17 April 2006, di <i>Kompas</i> halaman 6 dimuat tulisan Prof. Sri-Edi Swasono berjudul '<b>Kesadaran Geografi Kita</b>'. Isinya menyatakan keprihatinan atas "malapetaka" bahwa mahasiswa semester ke-8 sebuah universitas terkemuka di Jakarta ternyata "buta" ilmu bumi Indonesia. Tidak ada yang tahu di mana Laut Sawu, Bima, Waingapu, Maumere, Ende, Larantuka, dan Rote. <i>(Sejujurnya, saya hanya tahu Bima, Maumere, dan Ende karena kebetulan pernah dinas beberapa hari ke Maumere dan singgah di bandara Bima. Sedangkan Ende sama dengan Maumere, sama-sama terletak di Pulau Flores. Selebihnya, nama-nama itu pernah dengar, diperkirakan di Provinsi Nusa Tenggara Timur, tapi tidak tahu di mana tepatnya. *nyesel koq waktu ke Maumere gak sekalian ke Ende*)</i> <br /><br />Selanjutnya Sri-Edi Swasono bercerita membeli 8 peta (atlas). Dari peta sebanyak itu hanya satu yang memuat Pulau Miangas <i>(di mana pula ini?)</i> dan itupun salah tulis menjadi Pulau Miangsa. Yang memalukan adalah bahwa Pulau Miangas justru tertera di peta dinding di ruang kerja Duta Besar Amerika Serikat di Jakarta. Rupanya Pulau Miangas (pulau paling utara di Indonesia?) terletak di sebelah utara Kepulauan Talaud. <i>(Menyedihkan, rupanya saya pun termasuk kelompok yang buta ilmu bumi Indonesia dan dunia)</i><br /><br />Kejadian ini di tengah Sri-Edi Swasono membaca buku <i>Resource Wars</i> (MT Klare, 2002), perang kekayaan alam. Jadi ingin tahu juga bagaimana isi buku ini. Bagaimana bisa mengenal sumberdaya alam Indonesia kalau tidak mengenal pulau-pulau dan perairannya? <br /><br />Mahasiswa semester ke-8 ini mestinya rata-rata lulusan SMA tahun 2002. Mereka diperkirakan di SD, SMP, dan SMA sekitar tahun 1990-an. Kalau saya melakukan kilas-balik belajar ilmu bumi/geografi, yang benar-benar belajar tentang pulau ini dan pulau itu, hasil buminya apa saja dan sebagainya, adalah ketika kelas 4-6 SD. Kelas 3 SD belajar mengenai Jakarta (mungkin karena SD di Jakarta). Kelas 4 belajar mengenai Pulau Jawa. Kelas 5 mengenai Indonesia. Kelas 6 mengenai dunia, belajar negara-negara di benua lain. Pelajaran ilmu bumi SMP apa ya? Sudah lupa tuh. Mungkin karena banyak bolosnya <i>(ABG yang temannya badung-badung, jadi kejadian deh ikutan bolos..)</i> Sedangkan pelajaran geografi di SMA diisi dengan ilmu bumi falak, yaitu belajar tentang arus laut, tentang azimut dan nadir, tentang apalagi? waa lupa.. Singkat kata, pelajaran ilmu bumi yang benar-benar belajar tentang berbagai lokasi di bumi rasanya hanya diperoleh di SD, itupun hanya bersifat hafalan semata tanpa penghayatan. Mungkin para mahasiswa semester ke-8 ini juga mengalami nasib serupa, belajar ilmu bumi ketika SD dan sejak itu tidak disentuh-sentuh lagi, kecuali mungkin ke Bali atau tempat-tempat wisata lainnya.<br /><br />Berbeda dengan Ayah saya. Beliau bercerita ketika jaman SD dulu (masih jaman Belanda) ada peta buta. Murid diminta berdiri di depan kelas dan menyebutkan dari kota X ke kota Y melewati kota-kota apa saja. Kalau habis liburan, murid harus menceritakan pengalaman liburannya di depan kelas, pergi ke mana saja, dalam bahasa Belanda. Tidak heran kalau murid-murid hasil pendidikan Belanda dulu jago ilmu bumi dan bahasa Belanda (dan bahasa-bahasa Inggris, Jerman, dan Perancis yang juga diajarkan di jaman Belanda dulu).<br /><br />Memang mutu pendidikan di Indonesia berangsur-angsur mundur. Di tengah derasnya arus informasi, di tengah mudahnya memperoleh informasi melalui internet dan berbagai media lainnya, di tengah kemudahan untuk belajar hampir apa saja, Bangsa Indonesia (sebagian besar) memilih mendapatkan informasi yang dangkal dan sensasional dan tidak memberikan nilai tambah. Perlu ada terobosan agar Bangsa Indonesia (termasuk saya) bisa rajin belajar, tekun, dan bisa bertindak taktis dan strategis sehingga bisa mengejar ketertinggalannya dari bangsa-bangsa lain. ♪ Ayo belajar! ♫Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-1140012830776996272006-02-15T21:09:00.000+07:002006-02-15T21:22:01.086+07:00Situs Resmi Presiden RI - SBYPresiden RI, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, sejak 14 Februari 2006 kemarin memiliki situs resmi di <a href="http://www.presidensby.info/" target="_blank">http://www.presidensby.info/</a>. Selamat ya Pak Presiden atas situs ini.<br /><br />Situs ini berisi berbagai hal mengenai Presiden SBY: berita, pidato, wawancara, profil, <i>audio streaming</i>, bahkan <i>podcast feed</i> dan <i>rss feed</i>. <i>Button</i> SMS 9949 dan PO Box 9949 ternyata berisi statistik SMS dan surat yang masuk. Sedangkan "Kotak Pesan" ternyata untuk berkomunikasi dengan Redaksi dan bukan dengan Presiden. Padahal bagusnya kalau ada sarana berkomunikasi lewat internet juga ya.. Tapi mungkin jadi menambah pekerjaan staf Presiden kali .. Wong SMS yang diterima dalam periode 14 Juni-21 Desember 2005 (6 bulan) hampir 1,8 juta pesan dan surat yang masuk hampir 15.000 surat (? bulan). Pesan dan surat yang banyak!<br /><br />Jadi Presiden di era sekarang memang sebaiknya mengikuti dan memanfaatkan teknologi informasi. Presiden BJ. Habibie dulu kabarnya juga punya <i>email address</i> dan memantau internet. Sayang Presiden Habibie mungkin belum sempat bikin <i>web site</i>. Kalau di Amrik, <i>web site</i> Presiden George Bush bergabung dengan the White House. Kemudian, yang terkait dengan Presiden Clinton adalah <i>web site</i> yayasannya dan <i>Clinton Global Initiative</i> dan tentu saja <i>web site</i> resmi Hillary Rodham Clinton untuk senat. Ini berdasarkan hasil <i>search</i> di Google (baru halaman 1).<br /><br />Mudah-mudahan <i>web site</i> resmi Presiden SBY bisa efektif dan bermanfaat bagi bangsa Indonesia dan umat manusia.Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-1139894585197770892006-02-14T10:26:00.000+07:002006-02-14T12:48:03.026+07:00ENIAC--Komputer Pertama-- 60 Tahun14 Februari 1946, University of Pennsylvania, <i>Electronic Numerical Integrator and Computer</i> (ENIAC) diresmikan pemakaiannya oleh Jenderal Gladeon Barnes, dan dimulailah kisah cinta dunia (barat) dengan komputer. <br /><br />ENIAC dirancang dalam masa Perang Dunia II oleh J. Presper Eckert dan John Mauchly. Tanggal 5 Juni 1943 ditandatangani kesepakatan bahwa University of Pennsylvania akan melakukan riset pembuatan <i>electronic differential analyzer</i> untuk <i>U.S. Army Ordnance Department</i>. ENIAC dimaksudkan untuk mengotomatisasi proses perhitungan artileri yang cepat dan akurat. Bagaimanapun ENIAC baru diselesaikan setelah PD II berakhir. Meskipun beberapa komputer sudah diciptakan sebelumnya--Z23 di Jerman, Colossus di Inggris, Atanasoff-Berry Computer (ABC) di Iowa State, tetapi ENIAC adalah mesin elektronis pertama yang bisa diprogram untuk menjalankan berbagai tugas dan memperkenalkan konsep: pernyataan "<i>if/then</i>" (meskipun belum sempurna) dan penyimpanan program di memori komputer (pada saat penyempurnaan selanjutnya). Dalam masa baktinya, ENIAC digunakan untuk pengembangan bom hidrogen, perkiraan cuaca, studi sinar kosmik, rancangan terowongan angin, dan proyek-proyek sains serta militer lainnya. ENIAC di-immobilisasi akibat petir di tahun 1955.<br /><br />Mau tahu spek ENIAC?<br />- kinerja: 5.000 addition problem/detik;<br />- konsumsi daya: 170 kiloWatt;<br />- berat: 28 ton;<br />- ukuran: lebar 24,4 m x tinggi 2,4 m (CMIIW--<i>Correct Me If I'm Wrong</i>) <br />- jeroan: 17.840 tabung hampa<br />- harga: US$487,000<br />Wow, kelas berat banget ya?<br /><br />Pada kenyataannya, hanya 1 unit ENIAC yang pernah dibuat. Enam teknisi bertanggung-jawab mengerjakan persamaan matematika dan pemrograman. Karena pekerjaan ini dianggap kepanjangan dari pekerjaan klerk, maka programming ini dilakukan oleh perempuan. Jadi programer-programer pertama ENIAC adalah perempuan! Cerita mengenai Marlyn Meltzer, Ruth Teitelbaum, Frances Spence, Kathleen Antonelli, Jean Bartik, dan Betty Holberton dapat dilihat di <a href="http://www.witi.com/center/witimuseum/halloffame/1997/eniac.php" target="_blnak">WITI - Hall of Fame - The ENIAC Programmers</a>. Tidak disangka, perempuan ternyata sudah berkiprah di dunia komputer sejak awal. Bahkan, programer-programer pertama ini pada awalnya disebut "<i>computers</i>"! <br /><br />ENIAC dibuat berdasarkan sistem desimal 10 digit; bukannya dengan sistem binari seperti komputer-komputer periode berikutnya. Tidak ada lagi yang tersisa dari ENIAC. Maksudnya, sudah tidak ada lagi jejak-jejak ENIAC di mesin-mesin sekarang, kecuali barangkali penggunaan listriknya. Kini, ENIAC disimpan (kalau tidak salah) di Smithsonian Institute. Selamat Ulang Tahun Ke-60 ENIAC!<br /><br /><i>Bahan tulisan di atas diambil dari <a href="http://news.com.com/2009-1006-6037980.html" target="_blank"> A Computer Is Born</a> di CNET News.com. Coba kunjungi juga <a href="http://www.seas.upenn.edu/~museum/" target="_blank">The ENIAC Museum Online</a>.</i>Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-1138624698821098982006-02-02T14:20:00.000+07:002006-02-14T12:52:16.786+07:00Steve Jobs & Bill Gates, Di mana Aku Waktu Itu?<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/6045/82/1600/simg_t_t0471720836jpg85.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/6045/82/200/simg_t_t0471720836jpg85.jpg" border="0" alt="" /></a><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/6045/82/1600/simg_t_t124736jpg85.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/6045/82/200/simg_t_t124736jpg85.jpg" border="0" alt="" /></a><br /> <br />Baru saja saya selesai membaca buku <span style="font-style:italic;">iCon - Steve Jobs - The Greatest Second Act in the History of Business</span> (2005) yang ditulis oleh Jeffrey S. Young dan William L. Simon. Buku ini bercerita tentang Steve Jobs, dari masa kecil dan sekolahnya, perjalanan spiritualnya ke India, ketika kuliah (yang terus DO) dan bekerja malam hari di Atari, mendirikan Apple dan ditendang dari Apple, mendirikan NeXT dan Pixar, dan kembalinya ke Apple untuk kemudian berkibar antara lain dengan produk iPod. Buku ini juga menggali sifat-sifat Steve Jobs--baik dan buruk--, bagaimana Steve Jobs memperlakukan orang-orang di sekitarnya dan bagaimana dia berubah sekarang. <br /><br />Steve Jobs memang sudah berbisnis sejak muda, yaitu ketika dia kira-kira berusia 16 tahun (tahun 1971). Barang yang dijualnya waktu itu adalah <span style="font-style:italic;">blue box</span>, yaitu <span style="font-style:italic;">gadget</span> untuk mengelabui AT&T dalam percakapan interlokal. <span style="font-style:italic;">Gadget</span> ini buatan Steven Wozniak yang berusia 5 tahun lebih tua dari Steve Jobs. Steve Jobs lah yang menawar harga bahan bakunya sehingga mendapatkan harga yang murah. Alat ini kemudian dijual di lingkungan kampus <span style="font-style:italic;">University of California at Berkeley</span> tempat Woz kuliah, sebelum akhirnya usaha ini dihentikan karena sebenarnya ini ilegal. <br /><br />Tahun 1974 setelah DO dari kuliah, Steve Jobs bekerja malam hari di Atari. Pada saat bekerja ini, dia membiarkan Woz ikutan main game di Atari dan memanfaatkan Woz untuk mendesain game. Pada akhirnya Steve Jobs lah yang mendapatkan nama dan honor US$1,000, tetapi kepada Woz yang sesungguhnya mendesain game, Steve Jobs mengaku hanya mendapatkan US$600 dari Atari dan membagi Woz US$300 saja! Ternyata juga, kalau makan rame-rame, Steve Jobs dikenal enggan membayar makanannya (maunya dibayari). Dia juga menuntut loyalitas orang-orang di sekitarnya. Steve Jobs bahkan awalnya mengingkari Lisa, putrinya sendiri.<br /><br />Tahun 1976, Steve Jobs dan Steven Wozniak sudah mulai berbisnis Apple Computer dengan menjual <span style="font-style:italic;">circuit board</span> buatan Woz, di saat Steve berumur 21 tahun! Masih muda ya? Sekarang, di saat berusia 50 tahun lebih (lahir tahun 1955), Steve Jobs digambarkan lebih bijaksana. Rupanya menjadi orang tua telah mengubah diri seorang Steve Jobs (Steve Jobs punya 3 anak lagi dari istrinya [bukan ibunya Lisa]). Setelah membawa Apple sukses kembali, buku ini menyebutkan bahwa rival Steve Jobs sekarang adalah Bill Gates yang sudah mendominasi dunia komputer dengan Microsoft-nya.<br /><br />Mengenai Bill Gates, kebetulan juga saya pernah membaca salah satu buku Bill Gates "<span style="font-style:italic;">The Road Ahead</span>" (1995). Sudah cukup lama ya, 10 tahun yang lalu. Ketika buku ini ditulis, Microsoft baru beberapa tahun me-<span style="font-style:italic;">release Windows</span>-nya, <span style="font-style:italic;">Internet Explorer</span> belum di-<span style="font-style:italic;">bundle</span> dengan <span style="font-style:italic;">Windows</span> (<span style="font-style:italic;">Netscape Navigator</span> mungkin masih lebih ngetop waktu itu), dan Apple belum berkibar lagi seperti sekarang. Buku ini ditulis Bill Gates bersama dengan Nathan Myhrvold dan Peter Rinearson. <br /><br />Bill Gates menulis program <span style="font-style:italic;">software</span> pertamanya pada umur 13 tahun di tahun 196.. Majalah <span style="font-style:italic;">Popular Electronics</span> edisi Januari 1975 yang memuat <span style="font-style:italic;">computer kit</span> Altair yang dijual seharga US$397 per kit mengilhami Bill Gates untuk menulis program. Majalah yang sama juga mengilhami berdirinya Homebrew Computer Club di mana Steve Jobs dan Woz juga ikut bergabung.<br /><br />Mengikuti tulisan di kedua buku itu, di akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an ketika komputer mulai dikembangkan di Amerika, Indonesia baru bangkit kembali setelah peristiwa 1965, yang diiringi dengan naiknya harga minyak dunia (yang pada waktu itu menguntungkan Indonesia). Dan saya? Waktu itu saya masih SD dan SMP. Di tahun 1968 ketika Bill Gates dan Paul Allen sudah bermain-main dengan komputer di <span style="font-style:italic;">Lakeside School</span> di Seattle (sekolahnya Bill Gates), saya baru saja masuk SD. Ketika Steve Jobs dan Steven Wozniak mulai berjualan komputer di tahun 1976, saya kelas 3 SMP. Dan tidak pernah terlintas sedikitpun di kepala ini mengenai komputer. Jangankan komputer, calculator yang setebal roti dengan display warna hijau (non-LCD) saja tidak pernah terbayang ketika itu. Aduuuuuhhhh, terbelakang sekali ya kita (saya) ini!<br /><br />Begitulah, membaca buku tentang Steve Jobs dan juga dulu ketika membaca bukunya Bill Gates, tak henti-hentinya saya membandingkan apa yang tengah mereka kerjakan saat itu dan apa yang tengah saya kerjakan pada waktu yang sama. Dan semua informasi yang mereka terima ketika itu, tidak pernah secuilpun mampir ke diri saya. Memang kemajuan teknologi pada tahun 1960-an dan 1970-an kan belum seperti sekarang.<br /><br />Seingat saya, saya mendengar kata komputer pertama kali adalah ketika mau ikut ujian masuk Perguruan Tinggi (tahun 1980). Pada waktu itu (barangkali sekarang masih?), pendaftaran dan tes masuk dilakukan dengan mengisi form khusus dengan pinsil 2B. Katanya, akan diperiksa dengan komputer. Eh, waktu itu di ITB juga sudah ada PAT (Pendidikan Ahli Teknik) Komputer ding, kalau tidak salah. Lebih jauh lagi kenal komputer adalah ketika ikut mata kuliah Komputer di tingkat III (tahun 1982). Waktu itu yang diajarkan adalah bahasa Fortran IV. Program kita akan dijalankan di komputer Puskom ITB, dengan sebelumnya mengisi form untuk dibuatkan <span style="font-style:italic;">punch-card</span>. Se-ITB menggunakan komputer Puskom ini. Beberapa jam kemudian kita bisa mendapatkan hasilnya dan sering-seringnya si hasilnya: <span style="font-style:italic;">syntax error</span>! !@#$%^&* ☹ hwahahahaha! (tapi ini saya lho, mahasiswa lain sech enggak.., tapi koq ya lulus juga tuh)<br /><br />Kembali ke buku Steve Jobs dan Bill Gates, ternyata Amerika, khususnya Silicon Valley, sudah bergelut dengan komputer selama hampir 40 tahun! Suatu sejarah yang panjang! Orang-orang yang bergelut di dalamnya mungkin sudah ratusan ribu kalau tidak jutaan. Banyak di antaranya yang juga sudah meninggal. Indonesia bagaimana? Persentase penduduk yang lulusan SMA ke atas saja masih sedikit. Apalagi mereka yang S2 dan S3, apalagi yang di bidang teknik, apalagi yang komputer. Ayo dong kita tambah pasukan, orang-orang yang mau terus belajar dan berusaha, mengembangkan komputer dan <span style="font-style:italic;">gadget-gadget</span> lain bagi kemaslahatan umat manusia.Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-1138184640555591212006-01-26T16:03:00.000+07:002006-01-26T16:20:10.333+07:00Perjuangan Ibunda Anak Autistik<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/6045/82/1600/2364.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/6045/82/320/2364.jpg" border="0" alt="" /></a> "Untaian Duka Taburan Mutiara" adalah kisah perjuangan seorang ibu yang membesarkan anaknya yang penyandang autisme. Kondisinya sebagai orang tua tunggal menjadikan pengasuhan anak autistik-nya berada di tangan Ibu Ita--penulis buku ini-- sendiri. Buku ini menceritakan <span style="font-style:italic;">the ups and downs</span> dalam kehidupan keluarga Ibu Ita dan Ikhsan--anaknya. Setiap akhir bab dilengkapi dengan <span style="font-style:italic;">box</span> "andai aku tahu", yang berisi pelajaran yang diambil Ibu Ita dari setiap peristiwa, yang dapat menjadi masukan bagi pembaca. <br /><br />Kisahnya dimulai dari perkembangan Ikhsan sejak bayi, yang dirasakan anteng sekali. Kesehatannya pun sering terganggu dan masalah yang sangat dirasakan adalah perkembangan bahasa dan bicaranya yang sangat lambat. Kesadaran Ibu Ita akan kondisi anaknya dan kemudian perjuangannya di dalam membantu Ikhsan agar dapat terus meningkatkan kemampuan merupakan perjuangan yang tanpa henti. Belum lagi adanya masalah keretakan rumah tangga dan kesehatan Ibu Ita yang terganggu. Di tengah berbagai kesulitan dan kecemasan menangani perkembangan anak autistik, Ibu Ita harus mencari nafkah dan juga mengatasi masalah kesehatannya sendiri. <br /><br />Tetapi perjuangan Ibu Ita tidak berhenti sampai mendidik anaknya saja, melainkan meluas sampai ke komunitas anak-anak autistik lainnya. Tidak hanya di Jakarta, tetapi sampai ke daerah-daerah lain di Indonesia. Ibu Ita adalah Penanggung Jawab Pendidikan di Sekolah Mandiga, Jakarta, dan juga pengurus aktif Yayasan Autisma Indonesia.<br /><br />Membaca buku ini, tak terasa air mata menetes berkali-kali, terutama ketika merasakan kegembiraan yang dirasakan Ikhsan dan Ibu Ita pada setiap peristiwa yang menggembirakan atau setiap kemajuan yang dicapai Ikhsan. Bahwa sekarang Ikhsan bisa berkomunikasi (non-verbal), Ikhsan bisa mengetik, bisa menggambar (gambarnya bagus lho), bisa punya kegiatan favorit (berenang dan menggambar), pasti dulu tidak terbayangkan. Melihat foto Ikhsan yang tersenyum bersama Ibu Ita di cover belakang buku ini, terasa bahwa perjuangan Ibu Ita dan Ikhsan memang berharga dan tidak sia-sia. <br /><br />Terus berjuang ya Ibu Ita dan Ikhsan, dan juga keluarga-keluarga lain dengan anak yang autistik. Terima kasih Ibu Ita atas kesediaannya untuk berbagi. Buku ini merupakan pelepas dahaga dari sangat sedikitnya pengetahuan mengenai autisme. Kami, para pembaca, belajar banyak dari buku ini.<br /><br />+++ (04:18 pm) penerbit buku ini adalah Penerbit Qanita - PT. Mizan PustakaAtihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-1124203767813723492005-08-16T21:49:00.000+07:002005-08-16T22:33:13.956+07:00Krawang-Bekasi<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/6045/82/1600/Indonesia1.gif"><img style="cursor:pointer; cursor:hand;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/6045/82/200/Indonesia1.gif" border="0" alt="" /></a><br />Chairil Anwar<br /><br /><span style="font-style:italic;">Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi<br />tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.<br /><br />Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,<br />terbayang kami maju dan berdegap hati?<br /><br />Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi<br />Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak<br />Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.<br />Kenang, kenanglah kami.<br /><br />Kami sudah coba apa yang kami bisa<br />Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa<br /><br />Kami sudah beri kami punya jiwa<br />Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa<br /><br />Kami cuma tulang-tulang berserakan<br />Tapi adalah kepunyaanmu<br />Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan<br /><br />Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan<br />atau tidak untuk apa-apa,<br />Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata<br />Kaulah sekarang yang berkata<br /><br />Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi<br />Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak<br /><br />Kenang, kenanglah kami<br />Teruskan, teruskan jiwa kami<br />Menjaga Bung Karno<br />menjaga Bung Hatta<br />menjaga Bung Sjahrir<br /><br />Kami sekarang mayat<br />Berilah kami arti<br />Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian<br /><br />Kenang, kenanglah kami<br />yang tinggal tulang-tulang diliputi debu<br />Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi</span><br /><br />Menjelang ulang tahun kemerdekaan RI yang ke-60, saya teringat pada puisi Krawang-Bekasi dari Charil Anwar ini. Puisi ini dikutip dari "Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus" terbitan PT. Dian Rakyat. <br /><br />Dirgahayu RI ke-60! Jayalah Indonesia kita!Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-11816227.post-1123548071028191592005-08-09T07:29:00.000+07:002005-08-09T07:41:11.036+07:00Tidak Jadi Mogok & Rencana Mogok BaruBerita yang terlambat: Serikat Pekerja Kereta Api menyatakan tidak jadi mogok nasional karena Pemerintah sudah menjamin kesejahteraan mereka akan minimal sama dengan PNS. Syukurlah. Berita ini melegakan juga bagi pengguna kereta api.<br /><br />Tapi ada ancaman mogok lain: Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia yang beranggotakan para pramugari dan pramugara mengancam mogok kerja tanggal 12, 13, 14 Agustus 2005 bila tuntutan mereka, antara lain soal diskriminasi sistem penggajian awak kabin dengan pegawai unit lain dalam perusahaan tidak diselesaikan. Mudah-mudahan masalah ini bisa segera terselesaikan juga dan awak kabin Garuda tidak jadi mogok. .. (<span style="font-style:italic;">Ada kepentingan pribadi di sini. Adik saya, Ita dan keluarganya, berencana akan pergi tanggal 13 Agustus 2005 nanti, naik Garuda pula.. Jadi kami sekeluarga tentu saja berharap mogok ini tidak terjadi.</span>)Atihttp://www.blogger.com/profile/00527963620658236137noreply@blogger.com0